Sejak memasuki usia 30- an, setiap manusia sedang memasuki proses penyusutan secara gradual . Seseorang mulai kehilangan 7000-100.000 se...
Sejak
memasuki usia 30- an, setiap manusia sedang memasuki proses penyusutan secara gradual.
Seseorang mulai kehilangan 7000-100.000 sel - sel otaknya hampir setiap
hari dan tidak tergantikan. Salah satu bukti nyatanya adalah dimensia dan
memori jangka pendek yang mulai terganggu. Semakin tua, fisik kita semakin tergerus
dalam aliran waktu, seperti jam mesir kuno yang partikel - partikelnya berkurang,
sedikit demi sedikit mengiringi pergantian waktu.
Seharusnya
kita menyadari, bahwa dalam masa itu kita sedang memasuki grafik penurunan
dalam fungsi biologis. Sebagai manusia, sudah seharusnya kita juga sedang
mengalami grafik yang meningkat dalam hal kemanusiaan. Bertambah tua usia
seseorang, sebenranya ia sedang menjauhi kehidupan dunianya. Dalam usia senja,
kita seakan akan tidak membutuhkan dunia dan dunia juga tidak membutuhkan kita.
Contoh kecilnya adalah saat kita harus mengurus KTP dalam usia 60 thn, disana
tertulis berlaku seumur hidup. Bisa jadi itu adalah isyarat dari Allah agar
kita fokus memperbaiki bekal kehidupan kita di akhirat.
Orang
tua akan mengalami proses degenerasi,
ditandai dengan menurunnya fungsi fungsi fisiologis pada organ tubuhnya. Dari
indra penglihatan, mata akan mengalami apa yang disebut presbiop dimana benda benda sekitarnya harus menjauh agar ia bisa
melihat dengan jelas. Warna kehidupan dan alam sekitar pun berbeda ketika
dilihat oleh seseorang yang muda dan orang yang beranjak senja. Orang tua akan
melihat warna hijau menjadi lebih kuning hingga kecoklatan.
Perjalanan
evolusioner itu dinamai oleh dr. Ade
Hashman, Sp. An dalam bukunya “Karena kita begitu berharga” (2012) sebagai
hijrah dari sisi hewani menuju sisi manusiawi, dari organisme material menuju
substansi spiritual, dari tanah menuju cahaya. Dari seluruh rangkaian proses
itu, pada intinya ada 3 momen besar yang pasti kita lalui yaitu, kelahiran,
kematian, dan kebangkitan kembali. Sebagaimana doa yang diajarkan Nabi Isa as
dan Nabi Yahya as yang diabadikan dalam Al Quran, “ Semoga keselamatan
terlimpah kepadaku di saat Aku dilahirkan, di saat Aku dimatikan, dan di saat
Aku dibangkitkan kembali,”(QS Maryam :33)
Kita
dua kali mengalami kehidupan dan dua kali kematian. Oleh karena itu kita
memiliki dua bentuk masa depan, Allah befirman dalam surat Al Hasyr ayat 18,”
Hai orang orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya hari esok,”. Hari esok yang
dimaksud sejatinya melahirkan dua presentasi wajah, yang disebut oleh dr Ade
Hashman, Sp. An sebagai hari esok jangka
panjang dan hari esok jangka pendek,
atau masa depan pra kematian dan masa depan pasca kematian.
Masa
depan pra kematian bercirikan serba mungkin. Misalnya seseorang bekerja keras
mungkin ia akan kaya dan sukses tapi bisa jadi juga tidak. Sesoerang yang rajin
belajar mungkin akan meraih prestasi akademik terbaik, tapi juga bisa tidak,
siapa yang menanam belum tentu mengetam. Hal itu yang terjadi dalam masa depan
pra kematian, bercirikan keadaan serba kemungkinan.
Berbeda
halnya dengan masa depan pasca kematian. bersifat pasti, dimana seluruh
kebaikan dan keburukan ditimbang dengan adil, rinci, dan teliti. Seorang Buya
Hamka pernah berujar bahwa sebenarnya hidup baru dimulai saat nafas terakhir
dihembuskan. Segalanya menjadi adil dan terang benderang dihadapan Allah SWT.
Segala perilaku dan niat kita benar benar menjadi tolak ukur. Segala perbuatan
kita menjadi kebaikan di akhirat atau malah sebaliknya menjadi keburukan di
akhirat.
Dalam
surat Al Qashash ayat 77 Allah berfirman,” Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi,”. Maka rumusnya adalah kerjakan
yang pasti tapi jangan abaikan yang mungkin. Fokus pada tujuan hidup dan tapi
jangan sampai terlena. Semua niat perbuatan kita haruslah mengarah kepada
Allah, bukan pada yang lain. Analoginya adalah bila kita menanam padi maka
rumput akan tumbuh, namun bila kita menanam rumput jangan berharap padi akan
tumbuh.
Sebagai
manusia kita sering abai terhadap kondisi tersebut. Kita sering sibuk
menjalankan aktifitas sehari hari dengan wajar wajar dan biasa biasa saja. Kebiasaan
itu seringkali membuat kita lupa bahwa tujuan kehidupan kita didunia adalah
dalam rangka mengabdikan diri seluruhnya kepada Allah. Baik saat kita bekerja,
menjalankan tugas, belajar, mengemudi, makan, minum bahkan saat menyeruput
kopi. Kenikmatan itu kita lupakan dan kita abaikan begitu saja, padahal ada hal
luar biasa saat kita meniatkan segala aktifitas kita hanya untuk Allah.
Kebanyakan
dari kita mengabaikan sebuah payung di garasi mobil sampai ketika hujan deras
datang. Kita mengabaikan balon lampu yang tidak menyala sampai ada pencurian.
Kita mengabaikan kerewelan, kecengengan, dan kenakalan anak anak kita sampai
kemudian ia sakit dan terdiam. Intinya, kita sering mengabaikan banyak benda
dan perihal yang menurut kita tidak bernilai apa apa karena seringnya kita
lihat dan banyak yang kita miliki.
Informasi
penting sains ; orang orang berbahagia adalah mereka yang bisa menikmati setiap
detik peristiwa kehidupannya. Evolusi manusia dari tanah menjadi cahaya
terletak pada rasa syukurya. Jika belum sepenuhnya perintah Allah kita jalankan
dengan maksimal, ibadah yang dekat dan setiap hari bisa kita lakukan adalah dengan
bersyukur. Rasa syukur mendekatkan kita kepada Allah. Rasa syukur mengingatkan
kita bahwa ada banyak menusia yang sejatinya secara materi dan kualitas hidup
berada di bawah kita. Rasa syukur mengingatkan kita bahwa ibadah sebenarnya
bisa dimana saja dan kapan saja. Syukur adalah sesuatu yang kita angggap kecil
tapi sebenarnya nilainya begitu besar di hadapan Allah.
Terakhir,
bagaimanapun keadaan kita saat ini, tua maupun muda, sehat maupun sakit, kaya
ataupun miskin, mengutip pendapat Sonja Lyubomirsky dalam The
How of Happiness (2008) tentang kebahagian. Ia menemukan 8 cara rasa
syukur untuk meningkatkan kebahagiaan
diantaranya :
1.
Rasa syukur meningkatkan penghayatan
akan harapan hidup positif
2.
Rasa syukur meningkatkan keyakinan diri
3.
Rasa syukur membantu orang berdamai
dengan stress dan trauma
4.
Rasa Syukur menaikkan perilaku bermoral
5.
Rasa syukur dapat membantu ikatan sosial
dan menguatkan hubungan antar manusia
6. Rasa
syukur menghindari sifat seseorang yang suka membandingkan
7. Rasa
syukur mengurangi perasaan dan pikiran negatif
8. Rasa
syukur menjauhkan seseorang dari sifat hedonistik
Sudahkan engkau bersyukur hari ini?
Tidak ada komentar