Oleh : Suwito Abu Kayyis Apa yang saya tulis melalui risalah ini adalah apa yang saya dengar, apa yang saya lihat dan apa yang saya ala...
Oleh : Suwito Abu Kayyis
Apa yang saya tulis melalui risalah ini adalah apa yang saya dengar, apa yang saya lihat dan apa yang saya alami dalam perjalanan dari Jordania ke Palestina pada Kamis - Jum’at : 28 - 29 Desember 2017. Dan perjalanan pulang dari Palestina menuju Jordania pada : Ahad malam Senin : 31 Desember 2017 (Travelling rasa satu tahun ...cie…)
Jordania merupakan Negara dengan sistem Mamlakah Urduniyah (Kerajaan Urdun) dengan jumlah penduduk sekitar 12 juta jiwa (Versi My Guide).
Jordania adalah wilayah yang terdiri dari pegunungan dengan batu cadas yang keras nan kokoh yang mengitari rumah-rumah penduduk yang bertebaran pada lereng-lerengnya. Saya kemudian membayangkan saat seluruh manusia dibangkitkan kembali pada tiupan kali kedua (Nafkhotu Ba’sti wan Nusyur) alias tiupan kebangkitan dan pengumpulan manusia di Bumi Makshar (Bumi Syam yang meliputi Palestina, Jordania, Lebanon dan Suriah) sangat mungkin kelak pegunungan yang berbatu cadas tersebut akan dilebur oleh Allah dengan kekuasaan yang tiada batas sehingga rata dengan tanah. Padahal bukit dan pegunungan tersebut jika dihancurkan dan diratakan mungkin membutuhkan ‘sekian’ juta Bolduzer Israel yang biasa digunakan untuk merobohkan rumah-rumah penduduk Muslim Palestina.
Di Jordan ada Dead Sea atau laut Mati. Kenapa disebut laut mati ? Salah satu sebabnya adalah kadar garam yang ada di laut ini paling tinggi didunia, sehingga tak satupun ikan yang mampu bertahan hidup di laut ini. Dead Sea ini membentang cukup luas yang pada batas tepinya bersentuhan dengan Negara Israel (Eh..kliru Negara Palestina, karena yahudi ndak punya Negara. Mereka adalah perampok plus penjajah yang amat sangat serakah).
Di antara tempat wisata yang terhampar di Jordania adalah Royal Tombs yang populer disebut PETRA. Sebuah wisata yang elok dan sangat eksotik. Terdiri dari pegunungan yang terpahat rapi nan indah lagi menjulang. Saya yakin tiada manusia yang bisa membuat ciptaan Alloh seperti itu.
Menelusuri daratan dan pegunungan Petra terasa kita dibawah pada suatu zaman, yaitu Kaum Aad. Sebuah kaum dengan perawakan manusia yang tinggi besar. Hobby mereka memahat gunung-gunung untuk membuat rumah dan istana yang megah diatasnya...yang tiada satupun kaum sebelumnya mampu melakukannya sebagaimana tertera dalam Al Qur’an dibagian awal Surat Al Fajr.
Namun kaum ini ingkar dan mengkufuri para Nabi dan Rosul yang akhirnya tersungkur hancur. Begitulah akhir kesudahan bagi kaum yang mendustakan.
Daratan dan pegunungan Petra mengajak kita untuk bertafakkur alam (memikirkan secara mendalam fenomena ayat-ayat Kauniyah) sekaligus tadabbur Al Qur’an betapa dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya siang dan malam terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah Azza Wajalla bagi orang-orang yang berakal.
Jika pembaca penasaran kunjungi aja sendiri. Cuma ticketnya nampaknya harus merogok kocek yang cukup dalam : 50.00 Jordan Dinar. Jika 1 J.D nya senilai Rp. 25.000,- kalikan sendiri dech….!!!. Tapi tiket ini berdurasi One Day Over Night Ticket.
Serumpun dengan Pegunungan Petra ada juga tempat wisata lain yang bernama waadi ruum (Lembah Ruum). Sebuah hamparan padang pasir yang berwarna merah maron, dengan liukan jalan yang zig zag nan menantang menuju puncak gunung pasir yang menakjubkan serta memacu andrenalin. Sebagai laki-laki sejati. Waadi Ruum laksana hutan rimba yang berupa hamparan pasir merah maron yang menantang jiwa...Sangat cocok bagi jiwa-jiwa petualang yang kesatria.
--- Perjalanan Jordania ke Bandara Quin Aliya Amman : 31 Desember 2017. Pukul : 21.47. ---
Tidak ada komentar