Page Nav

HIDE

Grid

GRID_STYLE

Pages

https://www.uhamka.ac.id/reg

Perjalanan Team Lazismu Jember mengikuti Diklat Jurnalistik Filantropi

Perjalanan Team Lazismu Jember mengikuti Diklat Jurnalistik Filantropi Sujianto KL Lazismu Bangsalsari Jember Cerita Perjalanan Lazismu Jem...

Perjalanan Team Lazismu Jember mengikuti Diklat Jurnalistik Filantropi

Sujianto KL Lazismu Bangsalsari Jember
Sujianto KL Lazismu Bangsalsari Jember

Cerita Perjalanan Lazismu Jember Mengikuti Pelatihan Diklat Jurnalis Filantropi sebagai Pilar Fundraising. Hai para pahlawan dakwah … Jumpa lagi dengan saya Sujianto KL Lazismu Bangsalsari Semoga semua sehat dan tetap Semangat …!!!
Mengikuti diklat Jurnalis Filantropi sebagai Pilar Fundraising yg diadakan Lazismu Jatim di PWM Surabaya itu yang pertama kalinya saya ikuti, karena memang saya belum pernah yang namanya ikut Diklat.
Namun pas saya nulis tentang perjalan ini saya seperti bernyanyi. Jadi dengan membaca nya sem ua temen-temen harus dengan bermyanyi ya......
Perjalanan ini terasa sangat menyenangkan … Namun engkau tak duduk disampingku kawan .. Banyak cerita yang ingin aku sampaikan .. Namun sayang waktuku hanya dengan tulisan...
Hari Jumat Berkah saya sebagai Koordinator Kantor Layanan Lembaga Amil Zakat Sodaqoh (KL Lazismu) Bangsalsari. Diawali dengan kegiatan rutinitas KL Lazismu Bangsalsari membagikan Sembako 38paket untuk 38KK.
Jam 16.00 WIB baru bisa start awal untuk berbagi, karena pada hari itu hujan sangat lebat.namun dengan semangat temen-temen pada hari itu selesai lah meskipun baru 16KK karena hari sudah menunjukan pukul 20.00 WIB.
Jam 23.00 team Lazismu Jember mas kamiludin Lazismu Jember, Mas suherman dan Mas Hari dari KL Pakusari datang menjemput saya dengan kendaraan Luxio nya Pemuda Muhammadiyah Jember.
Saya membayangkan waktu itu dirumah sebelum berangkat, habis ini saya akan duduk dibangku tengah dan merasakan nikmatnya perjalanan menuj u Kantor Lazismu Jatim, saya akan duduk dengan tenang sambil tidur karena mulai siang saya mempersiapakan keperluan Baksos samapai mendiatribusikannya.
Namun apa yang terjadi, setelah saya keluar rumah langsung lah saya menuju mobil, eh ternyata dan ternyata apa yg saya bayangkan tadi sebelum berangkat tinggal Angan-Angan saja, karena saya yg menjadi driver nya bahasa Maduranya begitu........wadugh maaf salah itu bahasa inggris kawan.
Tertunda lah tidur saya, berangkat dengan bacaan Bismilah semoga perjalan kami selamat sampai Tujuan.
Karena saya ingin sekali bisa belajar menulis dan memfoto target, maka saya dengan semangat meskipun mata mulai redup, mengingat sebuah kesempatan dimana tidak setiap orang bisa memperoleh kesempatan untuk bisa mengikuti acara penting seperti ini. So … saya tidak ingin menunda kesempatan untuk mengikuti perjalanan ini. Seperti pepatah mengatakan “Kesempatan tidak datang dua kali kawan…!!!”
Begitulah kiranya yang ada di pikiran saya tentang perjalanan mengikuti Pelatihan Diklat Jurnalis Filantropi sebagai Pilar Fundraising.
Okay … cerita dalam perjalan sampai ketempat tujuan dengan mengikuti acara sampai acara selesai akan saya mulai ….simak baik-baik, soalnya tanpa menyimak kawan-kawan tidak akan bisa bernyanyi....hahahahhahaha apa hubungannya ya???!!!!!
Perjalanan dari rumah persis jam 23.16 WIB. Dengan lagu-lagu dangdut kami berempat berangkat santai, karena diperkirakan dengan perjalanan santai nyampai kantor Lazismu Jatim subuh.
Sampai digempol saya mulai ingin kopi pahit yang panas, mata sudah tidak bisa dikompromi lagi, Namun apa yang terjadi saya salah Arah mau menuju malang, tapi karena masih malam polisi pasti tertidur nyenyak, segeralah saya attret kata bahasa gaulnya, kalau putar balik gak boleh, Malah akan mencelakakan kendaraan lain.
Masuk TOL kebingungan, karna gak ada yang tau jalan, terpaksa pakek Google map biar aman dan gak salah jalan, di TOL masih saja bingung Gimana cara bayarnya, Info yg beredar harus punya kartu TOL, dengan semangat dan doa sampai masuk gerbang TOL Petugas nanya, “Mana Kartu TOL nya?, Bapak dari mana Kok gak punya kartu TOL?,” saya jawab saja, pakek uang aja pak, saya kan dari Jember dan gak tau kalau harus pakek kartu!!! Karena mungkin petugasnya kasian melihat saya atau karna topi yang saya pakek ada tulisan Lazismu nya kami bisa lolos.
Sakti juga topi Lazismu ini ya....pikir saya dalam hati sambil nyanyi-nyanyi penuh gembira.... Karena dari gempol sampai masuk TOL kami kepingin ngopi, tapi belum terpenuhi, lalu kami melihat tempat peristirahatan. Disitulah saya bisa pesen kopi pahit yang panas untuk mengganjal rasa kantuk saya.
Karena kami kepingin Shalat subuh di Kantor Lazismu Jatim, ngopi sebentar lalu kami bergegas melanjutkan perjalanan menuju Lazismu Jatim, disitulah Google map yang kami jadikan petunjuk mulai beraksi, “600meter lagi belok kanan, tetep kejalur kanan untuk berbe lok arah, tetep berapa dijalur kiri 800meter lagi keluar menuju Surabaya” begitulah bunyi Google map yang mengarahkan kami sampai ketempat tujuan.
Pas shubuh nyampek Lazismu Jatim, Langsung lah kami sholat shubuh dimasjid persis depan Kantor PWM Jatim, karena masih rakaat pertama kami bisa berjamaah. Yang paling menarik dalam berjamaah dimasjid itu setelah sholat ada kajian yg diikuti oleh seluruh jamaah. Sarapan berjamaah pun ada. Bisa saya katakan semua berjamaah kalau berada disitu.
Sebelum acara diklat dimulai ada saja cerita yang membuatku kagum dari salah satu peserta dari ponorogo, mas FandiLazismuPonorogo namanya, Mas fandi berangkat dari ponorogo dengan semangat demi kemajuan Lazismu ponorogo berangkat dengan naik motor trail yang dibranding MDMC dan Lazismu.
Difoto lah mas fandi oleh Ketua Lazismu Jatim Bapak Zainul dengan sepeda motornya, dalam hati saya punya pikiran “tau gitu saya pakek sepeda ontel biar difoto juga, Lazismu Jember berangkat meng ikuti diklat pakek sepeda ontel.” Heboh kali ya, bisa-bisa saya masuk muri Muhammadiyah hahahahhaha hahahhaha.......
Hari Sabtu tanggal 6/01/2018 jam 8.00WIB barulah diklat Jurnalis Filantropi dimulai. Meskipun jadwal pelatihan mepet saya tetap semangat memanfaatkan moment yang menarik ini, mengikuti dengan lelah dan ngantuk tetep saya ikuti agar tidak sampai ada proses diklat yang terlewatkan.
Pembukaan oleh Ketua Lazismu Jatim Bapak Zainul Muslimin, beliau mengatakan program-program Lazismu sebenarnya banyak yang sudah dilaksanakan bahkan semuanya menarik, nah..dengan adanya pelatihan ini bagaimana prestasi-prestasi yang sudah kita lakukan lebih indah dengan menceritakan lewat tulisan, foto dan video meskipun durasinya pendek.
Zainul nenambahkan, cerita yang dituangkan dengan tulisan, foto, dan video kepada publik sekaligus menjual bahwa kita sudah melakukan dengan serius dan sungguh-sungguh, kemudian mudah-Mudahan akan di ikuti oleh yang lain untuk bersama-sa ma menjadi Donatur di Lazismu. Kita kan kadang sering takut untuk mepublikasika apa yang sudah kita lakukan, takut riya’ lah, bahkan ada yang menegur “kenapa melakukan kebaikan Kok seperti pamer saja” padahal ini adalah bentuk akuntabilitas publik agar Donatur percaya bahwa amanah yang sudah diberikan tersampaikan tepat kepada yang berhak.
Wakil PWM Jatim Syamsudin mengatakan di dalam pembukaan Diklat, Lazismu diharapkan menghimpun Zakat untuk kemaslahatan umat, orientasi kedaulatan dan keadilan untuk Jawa Timur khususnya, dapat melahirkan gagasan kreatif dan inovatif untuk Muhammadiyah berkemajuan serta mengokohkan geliat dakwah Muhammadiyah di Jawa Timur. “Masyarakat sekarang sudah mulai terbuka dan Sadar akan kedermawanan, oleh karnanya inilah peluang Lazismu sebagai wadah untuk bisa menghimpun Zakat, infaq, Sodaqoh. Bukan cuman dalam kalangan warga Muhammadiyah, warga umum yang ada disekitar kita juga harus bisa kita rangkul, sehingga gerakan Lazismu bisa berkemb ang dan terpercaya.”
Disela-sela Setelah pembukaan peserta dikejutkan dengan kedatangan anak kecil yang cantik, mungil dan lucu Ananda Fathina Syifa, ternyata anak kecil itu adalah Putri dari Bendahara PWM Jatim.
Masuk ruangan dengan membawa kardus anak yang cantik dan mungil itu ternyata menunjukan kepedulian terhadap korban bencana pacitan, Fathina memberikan bantuan secara simbolis yang berisi jilbab, baju layak pakai, mainan anak dan buku cerita.
Sontak dalam ruangan acara, rasa haru dan gembira terlihat dari semua peserta diklat, masih kecil sudah mempunyai rasa kepedulian terhadap sesama, bagaimana dengan kita???? dan ini yang menjadikan saya dan semua peserta diklat untuk dan terus bergerak dalam berdakwah lewat Lazismu. Masuklah kepada Pemateri pertama
Redaktur Jawa Post, serta sebagai Wakil Ketua LIK Jawa Timur Arief Santuso, beliau mengisi pemateri pertama. Memperkenalkan perbedaan berita dengan opini, ini adalah dasar kita dalam mencari dan membuat berita agar bisa kita jual, sehingga dengan pemikiran berita kita bisa mendapatkan Donatur. Berita adalah laporan tentang Suatu kejadian yang dapat menarik perhatian pembaca. “Untuk menarik perhatian pembaca maka apa yang kita beritakan harus menarik, faktual, dan penting juga harus cepat.” Arief menambahkan, “dasar mencari berita 5W 1H, baru lah kita menceritakan peristiwa yang sudah terjadi. Mulai dari Judul, lead berita barulah tubuh berita.”
Pemateri kedua
Oleh Muh. Kholiq AS dari PWMU.co memberikan materi tentang artikel, dalam penulisan artikel yang baik harus menarik pembaca, ide atau informasi baru (aktual), Fakta yang di percaya, dan gaya penulisannya yang mengalir. Mengawali dalam menulis artikel, mulai lah dari kalimat pembuka yang menukik pada permasalahan, tapi Jangan menghabiskan waktu ditahap ini. Tulisan artikel mengalir, selesai menulis periksalah tulisan yang sudah dibuat jika perlu libatkan temen atau team Redaksi.
Pemateri Ketiga
Materi inilah yang saya tunggu-tunggu dan pengen banget saya pelajari, soalnya dengan foto semua peristiwa bisa menceritakan tentang apa yang telah terjadi, juga bisa untuk menceritakan kapan dan dimana foto itu.
Materi ini disamapaikan oleh Bapak Masruk yang sudah lama melanglang buana dibeberapa media, salah satunya beliau pernah menjadi Direktur Art Photograpi, menjadi Dosen Komunikasi di UMM.
Bukan itu saja masih banyak lagi yang pernah disinggahi oleh beliau, Ketua Focus Fotograpi, dijawa post juga pernah menjadi Centris Jawa Post, salut pokoke melihat beliau dibidang Fotograpi.
Yang paling menarik lagi, kaleng atau paralon ternyata bisa dijadikan media foto yang menghasilkan gambar peristiwa, bahkan hasilnya sama dengan foto landscape, bahan murah kwalitas bagus.
“Mengapa harus Foto? Kata Masryuk, sebagai Pengingat sebuah peristiwa dan juga bisa sebagai penyampai komunikasi. Disinilah perbedaan tulisan dengan foto. Beliau menambahkan, Foto menjadi gambar nyata, visual bermakna, menjadi rekaman peristiwa yang menceritakan suatu kejadian dan Foto menjadi seni melihat suatu peristiwa dengan mata.”
Foto menjadi sangat menyenangkan ketika kembali melihat kenangan dimasa lalu, dan bisa menjadi sangat menyakitkan ketika kita melihat tragedi telah menimpa kita dimasa lalu.
Fotograpi berasal dari kata Yunani yang photos (Cahaya) graphos (tulisan) jadi secara harfiah artinya menulis dengan cahaya. Teknik Foto sangat rumit jika kita benar-benar mau belajar dengan manual, beda dengan otomatis, anak saya saja bisa kalau pakek otomatis, wong cuman tinggal jepret lihat hasil selesai.
Tapi kalau kita mau professional ini baru tantangan, karena Pengaturan tentang pencahayaan, imajinasi, aspek komposisi, sudut pandang kamera, framing dan peralatan juga menjadi pendukung untuk menghasilkan gambar yang bagus. Nah tentang itu, pas waktu praktek pencari berita dan Foto dimasjid Akbar Surabaya. Saya terkejut, saya kepingin dapet gambar yang bagus, seperti di katakan oleh Bapak masryuk dimateri, saya mencoba memakai RAW, karena kata beliau RAW akan menghasilkan gambar yang bagus, eh ternyata apa yang terjadi, pas saya mau Mindah foto ke laptop gak bisa dibuka, konsultasi lah saya sama beliau, ternyata membuka foto dengan Format RAW itu harus pakai photo shop karena gambar terlalu besar, gagal lah saya ingin menunjukan kepada beliau tentang hasil foto saya. Tapi gak apalah, ini akan menjadi pengalaman yang bisa menjadikan semangat untuk belajar serius tentang Foto.
Ust. Zainul Muslimin Ketua Badan Pengurus Lazismu Jawa Timur
Ust. Zainul Muslimin Ketua Badan Pengurus Lazismu Jawa Timur

Pemateri Ke empat
Materi ini disampaikan oleh bapak Zainul Muhtadien. Lazismu harus bisa memanfaatkan media komunikasi untuk bisa menjual aksi kemanusiaan juga harus bisa menarik para donatur didalam Muhammadiyah maupun diluar Muhammadiyah.
Mengapa harus media sosial??? “Karena penetrasi pada Audience tinggi, hampir semua masyarakat Indonesia kebutuhan akan informasi ada di media sosial, dimana durasi waktu dalam mengkonsumsi media sosial sangat lama serta banyak yg terkenal dan viral awalnya dari media sosial”. Zainul menambahkan, keuntungan bagi Lazismu untuk menargetkan audience lewat media sosial. Dengan koneksi media sosial kita bisa menyampaikan gagasan, informasi, dan mengajak donasi ke Lazismu.
Namun tidak cukup dengan itu saja, meskipun kita terkoneksi dengan media kita harus mempunyai kontens yang bagus, menarik, lucu, mendidik dan mempunyai koneksi yg tinggi, seperti memperbanyak follower, memperbanyak like, teman dan memperbesar database email serta memperba nyak nomer telepon.” Bapak Zainul adalah pemateri terakhir sekaligus penutupan acara diklat Jurnalistik filantropi sebagai pilar fundraising, dengan media sosial semoga Lazismu semakin cerdas, berkualitas dan berintegritas. “Tiada Henti Memberi Untuk Negeri”.
Setelah acara Diklat berakhir, kami Team Lazismu Jember bergegas keluar ruangan untuk melanjutkan perjalanan pulang. Masih tetap dengan pununjuk arah google map kami tancap gas agar sampai jember tidak terlalu malam.
Masuklah kami ke Jalan Tol, Disitulah kelihatan kalau kami tidak tahu jalan dan cara masuk TOL, dimana pas masuk gerbang tol, oleh petugas ditanyakan lah kartu tol seperti pas awal kami berangkat menuju Surabaya.
Kami berdebat dengan petugas tol, “pak saya pas masuk kemaren bisa gak pakek Kartu tol? Kata saya kepada petugas tol”. Ya pak saya tahu, ini memang harus pakek kartu tol, terus saya ngeyel, masak sih gak bisa pakek uang tunai pak?, gak bisa pak, ini ada kartu tol, Cuman harga e mahal pak 95rb, karena kami kepingin selesai permasalahan ini, mas Kamiludin yang menjadi pemegang keuangan perjalanan menuju Surabaya meng iya kan tawaran petugas untuk membeli kartu tol.
Ternyata memang sebagian gerbang tol gak ada petugasnya, jadi kalau kami tidak membeli kartu “tingak tinguk kami pas mau keluar tol” sambil ketawa kami terus membahas tentang kartu tol yang harganya 95rb.
Hanya dengan beristirahat satu kali di Pasuruan kami sampai dijember tepatnya di Bangsalsari pukul 20.00 WIB. Sama dengan keinginan kami sampai rumah tidak terlalu malam.
Hai para pejuang Dakwah Islam.. Beginilah cerita perjalanan kami sebagai pejuang untuk menjadikan Indonesia berkemajuan. lewat Lazismu sebagai wadah untuk Menumbuhkan solidaritas gerakan beramal. Dengan berbagai aksi aksi sosial di berbagai wilayah. Maksimalkan potensi Zis warga Muhammadiyah. Untuk kemajuan bersama mengentaskan kemiskinan. Ilmu Diklat Jurnalis Filantropi yang kita terima nantinya y ang akan mendorong kami untuk memaksimalkan Lazismu sebagai gerkan dakwah Islam. ” ….. Yakini bahwa Engkau belum memaksimalkan kekuatanmu“. sekarang saatnya untuk menunjukan bahwa kalian yang akan membangun umat untuk mencapai kesejahteraan. Semangat kawan, aksi bersama kepada sesama “Tiada Henti Memberi Untuk Negeri”.
Finish.!!!!!!!!! Wassalamualaikum Wr. Wb.
KL Lazismu BangsalsariSumber: Lazismu Jember | Koranmu Jatim